Page 16 - Semarang Travel Guidebook
P. 16
Gereja Gedangan
Pada tahun 1808 Semarang dinyatakan
sebagai Stasi ke-2 Gereja Katolik Indone-
sia selanjutnya dipilihlah Santo Josef
sebagai pelindung gereja baru tersebut.
Menjelang tahun 1870 diperoleh tanah
untuk membangun gereja yang lahannya
dipenuhi pisang (bahasan jawa:gedang)
sehingga disebut gedangan. Perletakan
batu pertama dilakukan pada tanggal 1
oktober 1870 dan siap diberkati pada 12
Desember 1875 dengan arsitek W.I.van
Bakel diberkati oleh Mgr. Lijnen. Sejak
berdirinya gereja ini, stasi Semarang juga
memiliki imam yang menempati bangu-
nan pastoran. Gereja ini berdiri sebagai
Gereja Ktholik pertama di Semarang dan
tahun 1976 dilakukan pemugaran tanpa
Masjid Kauman merubah bentuk aslinya.
Masjid Kauman didirikan pada awal abad
ke-16. Pendiri masjid itu adalah Kiyai
Ageng Pandanaran. Masjid ini sudah
mengalami tiga kali perpindahan lokasi.
Awal berdirinya masjid ini berada di
Kelurahan Mugas, namun karena lokasi
yang kurang strategis oleh Bupati
Semarang pada saat itu (Adipati
Surohadin Menggolo) maka dipindahkan
di daerah Bubahan yang dianggap lebih
strategis pada tahun 1751. Pada masa
pemimpin Jenderal Van Haagtin terjadi
pertempuran kongsi china dengan VOC
sehingga Masjid Semarang di Bubahan
ikut terbakar. Kemudian dibangun
kembali di daerah Kauman namun
sedikit lebih keutara, akan tetapi masjid
tersebut tidak bertahan lama karena
terbakar karena tersambar petir.
Akhirnya pembangunan selanjutnya
bergeser di lokasi ini hingga sekarang.
16

