Page 71 - Semarang Travel Guidebook
P. 71
Living Cu ure
Gebyuran Bustaman merupakan
tradisi yang dilakukan setiap tahun
oleh masyarakat Kampung Busta-
man untuk menyambut datangnya
bulan Ramadhan. Gebyuran busta-
man mengandung loso sebagai
sebuah kegiatan untuk menghilang-
kan segala sifat buruk dan segala
syak wasangka sebelum memasuki
bulan puasa. Tradisi Gebyuran Busta-
man berangkat dari kebiasaan Kyai
Kertoboso Bustam (leluhur Raden
Saleh) yang sering
Wayang kulit adalah seni tradisional
Indonesia yang terutama berkembang di
Jawa. Wayang berasal dari kata “Ma Hyang”
yang artinya menuju kepada roh spiritual,
dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Wayang
kulit terdapat dalang yang diartikan
dalang merupakan bagian terpenting
dalam pertunjukkan wayang kulit (wayang
purwa). Dalam terminologi bahasa Jawa,
dalang (halang) berasal dari akronim
ngudhal piwulang. Ngudhal artinya
membongkar atau menyebar luaskan, dan
Piwulang artinya ajaran, pendidikan, ilmu,
informasi.
memandikan keturunannya di
sumur peninggalannya. Tradisi ini
untuk meneruskan kebiasaan Kyai
Bustam. Baru pada tahun 2013
secara resmi warga membuat kegia-
tan ini sebagai sebuah tradisi.
Dalam tradisi ini, rangkaian acara
Wayang Potehi disebut pula sebagai dimulai dengan pengambilan air
wayang kantong, Poo artinya kain, Tay dari sumur oleh sesepuh desa,
adalah kantong, dan Hie berarti wayang. kemudian diarak keliling kampung
Sehingga kata Poo Tay Hie (dimudahkan dan diletakkan di depan
ucapannya sebagai Potehi) berarti wayang masjid/mushola kemudian air
kantong dari kain. Cara memainkannya: digebyurkan/ disiramkan ke arah
tangan sang dalang masuk ke dalam anak-anak dan dimulailah perang
boneka wayang. Biasanya pertunjukan air. Untuk memeriahkan acara,
wayang Potehi dimainkan oleh dua orang warga juga menabuh perkusi dalam
dalang. acara ini. 71

