Page 74 - Semarang Travel Guidebook
P. 74

Living Cu ure
                                                 Nyadran Sendang Kandri, tradisi yang sebagai bentuk
                                                 rasa syukur warga sekitar atas melimpahnya sumber air
                                                 di Desa Kandri. Nyadran Sendang Kandri dilaksanakan
                                                 setiap Kamis Kliwon Jumadilakhir di tiap tahunnya.
                                                 Acara utama adalah bersih-bersih di sumber air. Secara
                                                 umum, kegiatan Nyadran Sendang Kandri ini dibagi
                                                 menjadi dua sesi. Sesi malam sebelum pelaksanaan
                                                 nyadran, yaitu pengambilan air di tujuh sumber mata air
                                                 yang di akhiri di Sendang Kali Kidul. Pengambilan air
                                                 yang  disebut Matirta Suci ini kemudian akan dikirab
                                                 menuju Sendang Gede. Selanjutnya adalah kirab
                                                 budaya yang dilakukan bersama-sama warga dengan
                                                 memboyong properti dari Sendang Kali Kidul menuju
                                                 Sendang Gede yang wujudnya berupa gong, jadah,
                                                 kepala sapi/kerbau, hasil bumi, sego golong, serta
                                                 tumpeng.




































                                                 Dalam kirab budaya, ada juga sembilan pasang penari
                                                 yang  mempersembahkan  tari kreasi baru dari Desa
                                                 Kandri, yaitu Matirta Suci Dewi Kandri. Berbagai proper-
                                                 ti yang dibawa dalam kirab budaya memiliki makna
                                                 simbolis dalam arak-arakan ini. Misalnya adalah gong
                                                 yang  diartikan  sebagai “ngegongi” atau menyuara-
                                                 kan/menyebarluaskan. Selanjutnya, simbol kepala sapi
                                                 yang diberikan oleh lurah sebagai simbolisasi sosok
                                                 yang mengasuh lingkungan warga. Ada juga jadah yang
                                                 merupakan makanan dengan bahan baku ketan, ketan
                                                 yang memiliki tekstur lengket disimbolkan sebagai
      74                                         perekat antar warga.
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79